I. Uji Larutan Elektrolit dan Non Elektrolit
A. Tujuan
1.
Mengamati gejala-gejala hantaran
listrik melalui larutan
2. Membedakan larutan elektrolit dan non elektrolit
3. Membedakan larutan yang termasuk elektrolit kuat dan
elektrolit lemah
B. Dasar Teori
Larutan
adalah campuran yang antar zat penyusunnya tidak memiliki bidang batas dan
bersifat homogeny di setiap bagian campuran (baik fase, komposisi dan sifat
fisik lainnya..
Berdasarkan daya hantarnya, larutan
dapat di kelompokkan menjasdi dua macam, yaitu larutan elektrolit dan larutan
non elektrolit.
1. Larutan Elektrolit adalah
larutan yang dapat menghantarkan arus listrik. Hal tersebut disebabkan adanya
ion-ion positif dan ion-ion negative yang berasal dari senyawa elektrolit yang
terurai dalam larutan. Hantaran listrik melalui larutan dapat ditunjukkan
dengan alat penguji elektrolit. Adanya aliran listrik melalui larutan ditandai
oleh menyalanya lampu pijar pada rangkaian itu dan/atau adanya suatu perubahan
(missal timbul gelembung) pada salah satu atau kedua elektrodenya.
Contoh ionisasi larutan elektrolit :
a) HCl → H⁺ + Cl⁻
(asam)
b) KOH → K⁺ + OH⁻ (basa)
c) NaCl → Na⁺ + Cl⁻
(garam)
Berdasarkan daya hantar listrik,
larutan elektrolit dibagi menjadi dua sebagai berikut:
a) Larutan
elektrolit kuat, yaitu larutan elektrolit dengan daya hantar listrik basar,
sehingga menyebabkan nyala lampu terang. Contoh: larutan asam kuat (HCl, HBr, H₂SO₄, HNO₃), basa kuat (LiOH, NaOH, KOH, Ba(OH)₂), asam-asam oksihalogen (HClO, HlO, HClO₃, HlO₄), dan garam-garam (NaCl, KCl).
b) Larutan
elektrolit lemah, yaitu larutan elektrolit dengan daya hantar listrik
lemah/kecil, sehingga menyebabkan nyala lampu redup atau hanya timbul gelembung
gas saja. Contoh: CH₃COOH, Al(OH)₃, AgCl, CaCO₃.
2. Larutan Nonelektrolit adalah
larutan yang tidak dapat menghantarkan arus listrik yang dikarenakan zat-zat
tersebut tetap berwujud molekul-molekul netral (tidak terurai menjadi ion-ion)
yang tidak bermuatan listrik. Contoh: larutan gula (C₁₂H₂₂O₁₁), urea (CO(NH₂)₂),dan etanol (C₂H₅OH).
1. Alat:
a) Sumber arus DC (adaptor)
b) Kabel
c) Bola lampu
d) Elektroda
e) Saklar
f) Gelas kimia
g) Tissue / pengering
h) Data pengamatan
2. Bahan:
-Air jeruk
-Air sabun
-Air garam
-Air gula
-Air kapur
. D. CARA KERJA
1) Dibersihkan terlebih dahulu semua peralatan yang akan
digunakan dan dikeringkan
2) Dimasukkan larutan secukupnya ke dalam gelas kimia yang
bersih dan kering
3) Diuji daya hantar listriknya dengan menggunakan rangkaian
alat penguji elektrolit dengan cara mencelupkan elektroda ke dalam larutan
4) Diamati perubahan yang terjadi dan apakah lampu menyala
(catat dalam tabel pengamatan)
5) Dibersihkan dahulu elektroda dengan air dan dibersihkan
6) Dengan cara yang sama, ujilah daya hantar larutan lain yang
tersedia
E. DISKUSI KELOMPOK
Percobaan ke-
|
Larutan
|
Nyala lampu
|
Keterangan gelembung
|
||
Terang
|
Redup
|
Tidak nyala
|
|||
1.
|
Air garam
|
ü Ya
|
-
|
-
|
Banyak
|
2.
|
Air jeruk
|
Ya
|
-
|
ü -
|
Banyak
|
3.
|
Air sabun
|
ü -
|
Ya
|
-
|
Ada
|
4.
|
Air kapur
|
ü -
|
Ya
|
-
|
Ada
|
5.
|
Air gula
|
-
|
-
|
ü Ya
|
Ada
|
F. JAWAB
PERTANYAAN
Soal
1. Sebutkan larutan yang termasuk larutan elektrolit dan
larutan non elektrolit !
2. Sebutkan gejala yang timbul pada uji larutan elektrolit dan
larutan non elektrolit !
3. Mengapa larutan elektrolit dapat menghantarkan arus listrik,
sedangkan larutan nn elektrolit tidak dapa menghantarkan listrik?
Jawab
1. Elektrolit
kuat =
air garam dan jeruk
Elektrolit
lemah = air sabun
dan kapur
Non elektrolit
= air gula
2.
Elektrolit gejalanya ada gelembung,
lampu menyala dan non elektrolit gejalanya tidak ada gelembung, lampu tidak menyala
3. Elektrolit dapat menghantarkan arus listrik karena
mengandung ion-ion yang dapat bergerak bebas. Non elektrolit tidak dapat
menghantarkan arus listrik karena zat-zat tersebut tetap berwujud
molekul-molekul netral yang tidak bermuatan listrik
H. KESIMPULAN
- Bila alat uji elektrolit menyala terang
dan banyak gelembung berarti larutan yang diuji coba termasuk larutan
elektrolit kuat.
- Bila alat uji elektrolit menyala redup
dan ada sedikit gelembung berarrti larutan yang diuji coba termasuk larutan
elektrolit lemah.
- Bila alat uji elektrolit tidak menyala
tetapi ada gelembung berart larutan yang diuji coba termasuk larutan elektrolit
lemah.
- Bila alat uji elektrolit tidak menyala
dan tidak ada gelembung berarti larutan yang diuji adalah termasuk larutan
nonelektrolit.
II. Uji Larutan Asam dan Basa
II. Uji Larutan Asam dan Basa
A.Dasar Teori
Asam dan basa merupakan dua golongsn
zat kimia yang sangat penting. Dalam kehidupan sehari-hari, kita mengenal zat
yang kita golongkan sebagai asam, misalnya asam cuka, asam sitrun, asam jawa
dan lain-lain. Kita juga mengenal berbagai zat yang bisa digolongkan sebagai
basa misalnya kapur sirih, kaustik soda, air sabun, air abu dan lain-lain. Berkaitan
dengan sifat asam dan basa, larutan dikelompokkan kedalam tiga digolongkan ,
yaitu bersifat asam, basa dan netral. Meskipun asam dan basa mempunyai rasa
yang berbeda tidaklah bijaksana untuk menunjukkan keasaman atau kebasaan dengan
cara mencicipinya, karena banyak diantaranya yang dapat merusak kulit atau
bersifat racun.
1.Indikator Larutan Asam Basa
Sifat asam-basa suatu larutan dapat
ditunjukkan dengan mengukur pH-nya. pH adalah parameter yang digunakan untuk
menyatakan tingkat keasaman larutan. Larutan asam mempunyai pH < 7, larutan
basa mempunyai pH > 7, dan larutan netral mempunyai pH = 7. pH larutan dapat
ditentukan dengan menggunakan (indikator universal atau dengan pH-meter). Berkat
pengalaman dan penelitian para ahli kimia, kini tersedia cara praktis untuk
menunjukkan keasaman dan kebasaan., yaitu dengan menggunakan indikator
asam-basa. Indikator asam-basa adalah zat-zat warna yang mampu menunjukkan
warna berbeda dalam larutan asam dan basa misalnya kertas lakmus. Lakmus akan
berwarna merah dalam larutan yang bersifat asam dan berwarna biru dalam larutan
yang bersifat basa. Lakmus adalah zat warna (pigmen) yang pada mulanya
diisolasi dari liken, suatu simbiosis jamur dengan alga yang tumbuh di
batu-batu atau pohon.
2. Penggolongan Senyawa Asam dan Senyawa Basa
Senyawa asam dan senyawa basa dapat digolongkan menjadi asam
kuat, asam lemah, basa kuat dan basa lemah. Kekuatan asam ditentukan oleh
kemampuan menghasilkan ion H ⁺,
sedangkan kekuatan basa ditentukan oleh kemampuan menghasilkan OH ⁻. Banyaknya ion H ⁺
atau ion OH⁻ yang dihasilkan, ditentukan oleh derajat ionisasi.
3.
Derajat Keasaman (pH)
Keasaman suatu larutan disebabkan adanya ion H⁺. Konsentrasi ion hidronium [H⁺] dalam larutan encer umumnya sangat rendah, tetapi sangat
menentukan sifat-sifat larutan, terutama larutan dalam air.
Menurut penelitian konsentrasi ion H⁺ harganya sangat kecil, sehingga untuk menghindari kesulitan
dari penggunaan angka-angka yang terlalu kecil, maka pada tahun 1909 S.P.I.
Sorensen mengusulkan konsep “pH`(pangkat ion hydrogen) untuk menyatakan skalakonsentrasi
ion H⁺ suatu larutan.
Apa
yang terjadi jika suatu larutan asam dicampurkan dengan larutan basa?
HA
→ H ⁺ + A ⁻
LOH
→ L ⁺ + OH ⁻
Oleh
karena nilai tetapan ionisasi air (Kw) relatif sangat kecil, maka sudah dapat
dipastikan bahwa ion H ⁺ dari asam akan bereaksi dengan ion OH ⁻ dari basa membentuk air.
H
⁺ + OH ⁻ → H2O
Itulah
sebabnya reaksi asam dengan basa disebut reaksi penetralan. Pembawa sifat asam
(H ⁺) bereaksi dengan pembawa sifat basa
(OH ⁻) membawa air yang bersifat netral.
Selanjutnya
apa yang terjadi dengan ion negatif sisa asam dan ion positif sisa basa?
Ion-ion
tersebut akan bergabung membentuk senyawa ion yang disebut garam. Jadi reaksi
asam dengan basa menghasilkan garam dan air, sehingga reaksi asam dengan basa
bisa juga disebut sebagai reaksi penggaraman.
Asam
+ Basa → Garam + Air
B.Tujuan
1.
membedakan larutan asam, basa dan netral
2. memahami terjadinya reaksi asam-basa (penetralan) dengan
cara mengamati semua perubahan yang terjadi pada saat reaksi berlangsung
C.Alat dan Bahan
-Tabung reaksi atau Gelas Beker atau Erlenmeyer, Termometer
-Larutan NaOH 0,1 M; Larutan HCl 0,1 M; CH₃COOH; air abu, air got, air sabun,
air garam, kertas lakmus merah (LM), kertas lakmus biru (LB).
D.Cara Kerja
1. Menunjukan Larutan Bersifat Asam, Basa, dan Netral
a.
Menaruh masing-masing sample larutan kedalam tabung reaksi/gelas beker
secukupnya
b. Menguji masing-masing sampel
dengan mencelupkan kertas lakmus LM dan LB dalam sampel
c.
Mengamati perubahan warna
2.
Reaksi Asam Basa (Penetralan)
a)
Reaksi NaOH + HCL
a.
Menakar larutan HCl 0,1 M sebanyak 10 ml kedalam gelas beker atau Erlenmeyer
b.
Menakar larutan HaOH 0,1 M sebanyak 10 ml kedalam tabung reaksi
c.
Mencampur larutan NaOH dan HCl kedalam gelas beker
d. Mengamati perubahan yang terjadi,
termasuk suhunya dengan menggunakan thermometer
b)
Reaksi NaOH + CH₃COOH
a. Menakar larutan CH₃COOH 0,1 M sebanyak 10 ml kedalam
gelas beker atau Erlenmeyer
b.
Menakar larutan HaOH 0,1 M sebanyak 10 ml kedalam tabung reaksi
c.
Mencampur larutan NaOH dan CH₃COOH kedalam gelas beker
d.
Mengamati perubahan yang terjadi, termasuk suhunya dengan menggunakan
thermometer
E.Pembahasan
I. Pengujian larutan NaOH dengan
menggunakan indikator/kertas lakmus merah bereaksi menjadi berwarna biru.
Sedangkan kertas lakmus biru tidak terjadi reaksi sehingga tetap berwarna biru.
Hal ini menunjukkan bahwa larutan NaOH tersebut bersifat basa dengan pH > 7.
II. Pengujian Larutan HCl
menggunakan kertas lakmus merah tidak terjadi reaksi dan tetap berwarna merah.
Sedangkan menggunakan kertas lakmus biru terdapat reaksi sehingga berubah
menjadi merah. Dan ini menunjukkan bahwa larutan HCl bersifat asam dengan pH
< 7.
III. Pengujian Larutan CHзCOOH
menggunakan kertas lakmus merah tidak terjadi reaksi dan tetap berwarna merah.
Sedangkan menggunakan kertas lakmus biru terdapat reaksi sehingga berubah
menjadi merah. Dan ini menunjukkan bahwa larutan CHзCOOH bersifat asam dengan
pH <7
IV. Pengujian larutan air sabun
dengan menggunakan indikator/kertas lakmus merah bereaksi menjadi berwarna
biru. Sedangkan kertas lakmus biru tidak terjadi reaksi sehingga tetap berwarna
biru. Hal ini menunjukkan bahwa larutan air sabun tersebut bersifat basa dengan
pH > 7.
V. Pengujian larutan air abu dengan
menggunakan indikator/kertas lakmus merah tidak bereaksi dan tetap berwarna
merah. Sedangkan kertas lakmus biru juga tidak terjadi reaksi sehingga tetap
berwarna biru. Hal ini menunjukkan bahwa larutan air abu tersebut bersifat
netral dengan pH = 7.
VI. Pengujian larutan air got dengan
menggunakan indikator/kertas lakmus merah bereaksi menjadi berwarna biru.
Sedangkan kertas lakmus biru tidak terjadi reaksi sehingga tetap berwarna biru.
Hal ini menunjukkan bahwa larutan air got tersebut bersifat basa dengan pH >
7.
VII. Pengujian larutan air garam
dengan menggunakan indikator/kertas lakmus merah tidak bereaksi dan tetap
berwarna merah. Sedangkan kertas lakmus biru juga tidak terjadi reaksi sehingga
tetap berwarna biru. Hal ini menunjukkan bahwa larutan air garam tersebut bersifat
netral dengan pH = 7.
VIII. Pengujian larutan aquades
dengan menggunakan indikator/kertas lakmus merah tidak bereaksi dan tetap
berwarna merah. Sedangkan kertas lakmus biru juga tidak terjadi reaksi sehingga
tetap berwarna biru. Hal ini menunjukkan bahwa larutan aquades tersebut
bersifat netral dengan pH = 7.
F.Kesimpulan
Asam dan basa telah banyak digunakan dalam kehidupan
sehari-hari sejak zaman dahulu. Istilah asam (acid) berasal dari bahasa latin
yaitu acetum yang berarti cuka, sedangkan basa (alkali) berasal dari bahasa
arab yang berarti abu.
Di alam, asam ditemukan dalam buah-buahan, asam sitrat untuk
memberi rasa limun yang tajam, cuka mengandung asam asetat, dan asam tamak dari
kulit pohon untuk menyamak kulit. Asam mineral yang lebih kuat telah dibuat
sejak abad pertengahan, misalnya aqua fortis (asam nitrat), digunakan oleh
peneliti untuk memisahkan emas dan perak.
Basa adalah kebalikan dari asam. Soda bikarbonat dan sabun
merupakan basa, demikian juga dengan soda kausik, sebuah zat yang dapat
membakar kulit. Basa yang dapat larut dalam air dinamakan alkali. Dalam air,
asam menghasilkan ion hidrogen, sedangkan basa menghasilkan ion hidroksida.
Jika asam dan basa bereaksi, ion-ion hidrogen dan hidroksida bergabung dan
saling menetralisasi membentuk air bersama garam. Kekuatan asam-basa dapat
ditentukan pada skala pH
Untuk menunjukkan larutan bersifat asam dan larutan bersifat
basa dapat menggunakan indikator / kertas lakmus. Kertas lakmus berwarna biru
menjadi berwarna merah menunjukkan larutan bersifat asam dan kertas lakmus
berwarna merah menjadi berwarna biru menunjukkan larutan bersifat basa.
III.
Uji Larutan Elektrolisis
A.Landasan Teori
Elektrolisis
adalah peristiwa penguraian atas suatu larutan elektrolit yang telah dilaliri
oleh arus listrik searah. Sedangkan sel di mana terjadinya reaksi tersebut
disebut sel elektrolisis. Sel elektrolisis terdiri dari larutan yang dapat
menghantarkan listrik yang disebut elektrolit, dan sepasang elektroda yang
dicelupkan dalam elektrolit (larutan atau leburan). Pada sel elektrolisis,
reaksi kimia akan terjadi jika arus listrik dialirkan melalui larutan
elektrolit, yaitu energi listrik (arus listrik) diubah menjadi energi kimia
(reaksi redoks). Reaksi-reaksi elektrolisis bergantung pada potensial
elektroda, konsentrasi, dan over potensial dari spesi yang terdapat dalam sel
elektrolisis. Elektroda yang menerima elektron dari sumber arus listrik luar
disebut Katoda, sedangkan elektroda yang mengalirkan elektron kembali ke sumber
arus listrik luar disebut Anoda. Katoda adalah tempat terjadinya reaksi reduksi
dan anoda adalah tempat terjadinya reaksi oksidasi. Katoda merupakan elektroda
negatif karena menangkap elektron sedangkan anoda merupakan elektroda positif
karena melepas elektron. Reaksi yang terjadi pada katoda dan anoda pada sel
elektrolisis sama seperti pada sel volta, yaitu di katoda adalah tempat
terjadinya reaksi reduksi dan di anoda adalah tempat terjadinya reaksi
oksidasi. Akan tetapi, muatan elektronnya berbeda. Pada sel volta katoda
bermuatan positif dan anoda bermuatan negatif, sedangkan pada sel elektrolisis
katoda bermuatan negatif dan anoda bermuatan positif.
Macam-macam
elektrolisis :
• Elektrolisis
leburan elektrolit
Dapat
digunakan untuk menghantar ion-ion pada sel elektrolisis. Leburan elektrolit
tanpa menggunakan air. Contohnya adalah NaCl.
• Elektrolisis
air
Jika
arus listrik dilewatkan melalui 2 elektroda dalam air murni, tidak terjadi
elektrolisis. Tetapi, jika larutan CuSO4 / KNO3 ditambahkan air murni dengan konsentrasi
rendah, akan terjadi elektrolisis dan dapat menghantarkan arus listrik.
• Elektrolisis
larutan elektrolit
Reaksi
yang terjadi tidak hanya melibatkan ion – ion dalam larutan saja,tetapi juga air.
Contohnya adalah KI.
Elektrolisis
mempunyai banyak keguanaan di antaranya yaitu dapat memperoleh unsur-unsur
logam, halogen, gas hidrogen dan gas oksigen, kemudian dapat menghitung
konsentrasi ion logam dalam suatu larutan, digunakan dalam pemurnian suatu
logam, serta salah satu proses elektrolisis yang popular adalah penyepuhan,
yaitu melapisi permukaan suatu logam dengan logam lain.
Sel elektrolisis
memiliki 3 ciri utama, yaitu :
•
Ada larutan elektrolit yang mengandung ion bebas. Ion – ion ini dapat
memberikan atau menerima elektron sehingga elektron dapat mengalir melalui
larutan.
• Ada 2 elektroda
dalam sel elektrolisis.
• Ada sumber
arus listrik dari luar, seperti baterai yang mengalirkan arus listrik searah
(DC ).
B.Tujuan
Mengetahui
reaksi redoks yang terjadi pada anoda dan katoda pada elektrolisis
C.Alat dan Bahan
C.Alat dan Bahan
• Tabung U 1
buah
• Statif 1 set
• Elektroda
karbon 2 buah
• Kabel dan
penjepit buaya 2 buah
• Accu 1 buah
• Tabung reaksi
4 buah
• Rak tabung
reaksi 1 buah
• Pipet tetes 3
buah
• Gelas ukur 10
ml 2 buah
• Larutan KI 0,2
M
• Larutan amilum
• Indikator PP
D.Cara Kerja
1. Rangkailah
alat elektrolisis lengkap
2.
Elektrolisislah larutan KI 0,2 M sampai terlihat perubahan pada kedua elektroda
3.
Dengan menggunakan pipet, ambilah larutan dari ruang katoda ke dalam dua tabung
reaksi masing-masing 2 ml
4. Ke dalam tabung
1 masukan 5 tetes amilum
5. Ke dalam
tabung 2 tambahkan 2 tetes pp. catat pengamatan !
6. Lakukan hal
yang sama terhadap larutan dari ruang anoda
E.Hasil Pengamatan
a) Data Hasil
Pengamatan
1.
Anoda : Perubahan Selama Elektrolisis =
Menimbulkan cairan berwarna kuning kecoklatan. Perubahan Setelah ditambah
Fenolftalein = Dari kuning kecoklatan menjadi kuning jernih. Perubahan Setelah
ditambah Amilum = Dari kuning kecoklatan menjadi hitam
2.
Katoda : Perubahan Selama Elektrolisis = Terdapat gelembung dan tidak berwarna
(jernih) Dari jernih menjadi merah muda (pink) keungu-unguan. Perubahan Setelah
ditambah Amilum = Dari jernih menjadi putih
b)
Analisis Data
Anoda,
menimbulkan cairan berwarna kuning kecokelatan. Warna kuning yang ada pada
anoda ini menandakan adanya gas iodin pada reaksi tersebut. Jika dilihat dari
reaksi di Anoda larutan KI, maka benar bahwa terjadi reaksi oksidasi pada
Anoda. Karena terlihat pada reaksi tersebut bahwa adanya gas iodin (I2(g)).
Setelah ditambah fenolftalein terjadi perubahan warna yaitu berwarna kuning
jernih. Dan setelah ditambah amilum, warna berubah menjadi hitam. Pada kutub
anoda mengandung ion I- kemudian dioksidasi menjadi unsurnya yaitu I2 maka,
Reaksi yang terjadi : 2I- --> I2 + 2e-
Katoda,
menimbulkan warna menjadi berwarna merah muda keunguan setelah ditmbahkan
fenolftalein, hal ini menandakan bahwa larutan KI di katoda setelah mengalami
elektrolisis bersifat basa. Dan setelah ditambahkan amilum, warna berubah
menjadi putih. Pada kutub katoda, mengandung ion K+ oleh karena itu yang
direduksi adalah air yang menghasilkan H2 dan OH-, sehingga pada elektroda
timbul gelembung. maka, Reaksi yang terjadi : 2H2O + 2e- --> H2
+ 2OH- Faktor-faktor yang mempengaruhi dalam praktikum ini adalah konsentrasi
larutan, jenis larutan dan sifat elektroda.
F.Kesimpulan
Elektrolisis
adalah penguraian suatu elektrolit oleh arus listrik. Pada sel elektrolisis,
reaksi kimia akan terjadi jika arus listrik dialirkan melalui larutan
elektrolit,yaitu energi listrik (arus listrik) diubah menjadi energi kimia
(reaksi redoks). Elektrolisis senyawa KI termasuk basa karena pada katoda
terdapat OH-. Pada katoda menghasilkan gelembung, sedangkan pada anoda terjadi
perubahan warna dari kuning kecoklatan menjadi merah muda keungu-unguan dan
menghasilkan I2. Faktor-faktor yang mempengaruhi sel elektrolisis adalah
konsentrasi larutan, jenis larutan dan sifat elektroda.
G.Menjawab Pertanyaan
1. Zat apakah
yang terjadi di ruang anoda sebagai hasil elektrolisis? Jelaskan!
Jawab: Yang di
hasilkan adalah gas I2
Reaksi: 2I-
--> I2 + 2e-
2. Ion-ion
apakah yang terjadi di ruang katoda setelah elektrolisis? Jelaskan!
Jawab:
Menghasilkan 2OH- dan H2
Reaksi: 2H2O +
2e --> 2OH- + H2
3. Tuliskan
persamaan setengah reaksi pada reaksi katoda dan anoda!
Jawab: KI
--> K+ + I-
Katoda: 2H2O +
2e --> 2OH- + H2
Anoda : 2I-
--> I2 + 2e + 2H2O + 2I- --> 2OH- + H2 + I2
4. Bagaimanakah
suasana pH yang terjadi di ruang katoda dan anoda?
Jawab: Katoda:
Pink keunguan = pH basa. Kaerna, ion K+ adalah ion sisa basa
Anoda : Hampir
tidak bereaksi = pH asam. Karena, ion I- adalah ion sisa asam
Daftar
Pustaka
Departemen Pendidikan Nasional.2006. Standart
Isi 2006, Mata Pelejaran Kimia SMA/MA.Jakarta : Pusat Kurikulum.
Purba, Michael dan Soetopo Hidayat. 2000. Kimia
2000 untuk SMA Kelas 1 Jilid I B. Jakarta : Erlangga.
Parning dan Horale. 2003. Kimia IB Untuk Kelas 1 SMA
Edisi
Kedua. Jakarta: Yudhistira.
Purba, Michael. 2007. Kimia untuk kelas X.
Jakarta: Erlangga.
http://kunhadi.blogspot.com/2009/10/praktikum-eletrolit-dan-non-elektrolit. Diakses pada
tanggal 7 Maret 2013.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar