Kamis, 26 September 2013

Pengantar Agribisnis Part II

http://static.liputan6.com/201304/agribisnis130422c.jpg 


A. Pengertian Dan Ruang Lingkup Bisnis

        Pendekatan untuk memahami pengertian agribisnis dapat dilakukan dengan menelusuri asal kata agribisnis itu sendiri. Agribisnis berasal dari kata agri dan bisnis. Agri berasal dari bahasa inggris, agriculture (pertanian). Bisnis berasal dari business yang berarti usaha atau kegiatan yang menghasilkan keuntungan.
       Istilah agribisnis dikembangan pertama kali pada tahun 1952 di Universitas Harvard, Amerika Serikat, ketika universitas tersebut membuka program pertanian dan bisnis. H.Davis dan R.Golberg (1957) adalah orang pertama yang mempublikasikan konsep agribisnis dengan judul "A Conception of Agribusiness". Beliau memberikan definisi agribisnis sebagai berikut: "Agribusiness included all operation involved in the manufacture and distribution of farm supplies; production operations on the farm; the storage; processing and distribution of farm commodities made for them, trading (whoseseller, retailers), consumers to it, all non farm and institutional serving them". Artinya "Agribisnis adalah semua kegiatan yang berlangsung dalam pabrik dan distribusi alat-alat maupun bahan untuk pertanian, pengolahan, penyimpanan, serta distribusi komoditas pertanian atau barang-barang yang dihasilkannya, kegiatan perdagangannya, dan semua perusahaan dan lembaga yang melayaninya". Bungaran Seragih (1994): Agribisnis adalah segala kegiatan yang berhubungan dengan pengusahaan tumbuhan dan hewan (komoditas pertania, perkebunan, peternakan, perikanan, dan kehutanan) yang berorientasi pasar dan perolehan nilai tambah. Memperhatikan pengertian agribisnis yang dikemukakan diatas, maka agribisnis dapat diberi batasan sebagai berikut: "Agribisnis adalah semua kegiatan bisnis yang terlibat pada aliran sistem komoditas pertanian dalam arti luas yang dimulai dari penyediaan input produksi, proses produksi (usahatani), pengolahan (agroindustri), dan pemasaran produk sampai ke konsumen. Menurut Arsyad (1985): Agribisnis adalah kegiatan usaha yang meliputi salah satu atau keseluruhan dari mata rantai produksi, pengolahan hasil, dan pemasaran yang ada hubungan dengan pertanian dalam arti luas. Yang dimaksud dengan adanya hubungan dengan pertanian dalam arti luas adalah kegiatan usaha yang menunjang kegiatan pertanian dan kegiatan usaha yang ditunjang oleh kegiatan pertanian.  Berdasarkan definisi tersebut, maka ruang lingkup agribisnis meliputi 5(lima) kompenen yaitu:
1.Bidang usaha yang menyediakan dan menyalurkan sarana produksi, alat-alat, dan mesin-mesin pertanian
2.Bidang usaha dalam produksi komoditas pertanian
3.Bidang usaha industri pengolahan hasil pertanian (agroindustri)
4.Bidang usaha pemasaran hasil-hasil pertanian
5.Bidang usaha pelayanan seperti; perbankan, angkutan, asuransi, penyimpanan, dan sebagainya.
      Berdasarkan makna kedua kata pembentukannya, dapat dikemukakan bahwa agribisnis merupakan pertanian yang dikelola berdasarkan prinsip komersial atau ekonomi. Selanjutnya pertanian mempunyai dua pengertian, yaitu pertanian dalam arti sempit dan pertanian dalam arti luas.
       Dalam arti sempit, pertanian menunjuk pada pertanian rakyat yang biasanya hanya bercocok tanam atau melakukan budidaya tanaman pangan seperti padi, jagung, kedelai, ubi kayu, dan sebagainya. Pertanian dalam arti luas meliputi:
1.Pertanian rakyat atau pertanian dalam arti sempit
2.Perkebunan, yaitu perkebunan rakyat dan perkebunan besar yang melakukan budidaya tanaman perkebunan seperti kopi, lada, cengkih, kelapa, kelapa sawit, teh, dan sebagainya
3.Kehutanan yang menghasilkan produk hutan seperti kayu dan rotan
4.Peternakan, yaitu budidaya ternak baik ternak kecil seperti ayam dan kambing, atau ternak besar seperti sapi dan kerbau
5.Perikanan yang meliputi perikanan darat dan laut

B. CIRI-CIRI AGRIBISNIS 

     Agribisnis adalah sudut pandang yang bermuka banyak, yang mengakui bahwa sebuah industri biasanya kompleks dan berstruktur vertikal, tiap komponen secara terpisah berdiri sendiri tetapi dalam arti luas saling bergantung pada komponen lain.
       Pengambilan keputusan yang efektif, baik pada tingkat perusahaan maupun pada tingkat program/kebijakan pemerintah, memerlukan pengertian yang baik tentang keseluruhan struktur industri dan harus mampu memahami titik sentral dari berbagai bagian yang relevan pada berbagai bagian sistem struktural bagi keputusan pemecahan masalah sekarang maupun perencanaan dimasa yang akan datang.

C. KEUNGGULAN AGRIBISNIS

        Keunggulan agribisnis dibandingkan dengan bisnis lainnya adalah:
 1.Agribisnis mempunyai kaitan kedepen dan kebelakang yang besar. Agribisnis mampu mendukung industri hulu maupun industri hilir.
2.Agribisnis bersifat padat karya
3.Komponen impor sangat kecil 
4.Agribisnis dapat dipakai sebagai pemicu pertumbuhan daerah baru
5.Agribisnis dapat memperkuat struktur ekspor melalui pola diversifikasi
6.Agribisnis merupakan sarana untuk meningkatkan pendapatan sebagian besar penduduk
7.Agribisnis dapat membantu menyediakan pangan untuk negara lain yang kekurangan pangan
8.Agribisnis mampu menciptakan struktur ekonomi yang tangguh
9.Agribisnis bersumber pada sumber daya yang dapat diperbaharui
10.Agribisnis berorientasi pasar
11.Kelangsungan hidup sebuah industri dapat dilacak dari kelangsungan hidup perusahaan-perusahaan yang membentuk industri tersebut. Industri tersebut dapat diperluas atau maju, jika perusahaan tersebut mampu melaksanakannya. Penampilan industri dibentuk dari kekuatan dan kelemahan hidup atau matinya perusahaan dalam industri.



To be Continue...
\\Thanks//  

Pengantar Agribisnis Part I


http://www.kutukutubuku.com/2008/_res/picture/9440-_agribisnis_tanaman_.jpg
PENGANTAR AGRIBISNIS
Agribisnis menurut Bungaran Saragih (2004), adalah suatu sistem dan kegiatan yang terdiri dari :
1)      Sub sektor agribisnis hulu (up stream agribusiness),
2)      Sub sektor pertanian primer (on farm agribusiness),
3)      Sub sektor agribisnis hilir (down stream agribusiness),
4)      Sub sektor penunjang (supporting institution).

Bab IV
Pemasaran dan Distribusi Produk Agribisnis
Pasar adalah tempat pertemuan penjual dan pembeli untuk mempertukarkan barang atau jasa atau nilai (proses negosiasi/agreement/tarik ulur harga).
Pasar pertanian terdiri dari pasar input, alat-alat pertanian, pasar produk pertanian, dan pasar produk industri pengolahan hasil pertanian.
Pemasaran pertanian adalah sejumlah kegiatan bisnis pertanian dengan tujuan untuk memberi kepuasan dari barang atau jasa yang dipertukarkan kepada konsumen (kotler, 1997).
Peran sistem pemasaran adalah memaksimalkan tingkat konsumsi, artinya dapat meningkatkan volume penjualan, merangsang volume produksi, kesempatan kerja, berusaha dan kesejahteraan.
Fungsi pemasaran
1.      Pertukaran yaitu fungsi usaha pembelian dan fungsi usaha penjualan.
2.      Fisik
·         Fasilitas : pergudangan, jalan, komunikasi, jasa yang terkait transportasi.
·         Perlindungan : mengaman jalannya pemasaran. Ex : asuransi
·         Transportasi.
Tipe fungsi pertukaran
1)      Tipe aktif-aktif : penjual aktif dan pembeli juga aktif. Contohnya proses lelang, jual-beli barang dipasar (tradisional).
2)      Tipe aktif-pasif : penjual aktif, tetapi pembeli pasif. Contohnya : proses pembelian beras oleh bulog (para pedagang beras datang ke bulog).
3)      Tipe pasif-aktif : penjual pasif, tetapi pembeli aktif. Contohnya : jual beli di supermarket.
Langakah-langkah fungsi usaha pembelian (pembeli)
1.      Mengidentifikasi kebutuhan.
2.      Menentukan jenis, mutu, dan jumlah barang yang aman di beli.
3.      Mengidentifikasi dan menetapkan prioritas sumber-sumber pembelian dengan melihat sample, memeriksa, menseleksi barang yang dibawa.
4.      Menyusun atau melakukan negosiasi dan transaksi pembelian (dimana, kapan, cara).
Fungsi penjualan (usaha perdagangan/trading)
a)      Mencakup serangkaian kegiatan yang dilakukan dalam proses pemindahan hak milik produk dari produsen atau lembaga perantara pemasaran yang memiliki hak kepemilikan kepada konsumen atau pembeli, termasuk didalamnya kegiatan promosi dan periklanan.
b)      Tingkat kerumitan kegiatan ini tergantung dari jenis dan sifat produk, volume penjualan, jarak tempat produksi, dan konsumen.
Fungsi fisik pemasaran
1)      Usaha penyimpanan : perhatikan sistem gudangnya.
2)      Usaha pengangkutan
3)      Usaha pengolahan : memoles---mengubah suatu produk
Fungsi fasilitas pemasaran
1)      Standarisasi dan penggolongan produk.
2)      Usaha pembiayan
3)      Penanggungan resiko --- menggunakan asuransi.
4)      Penyediaan jasa informasi pasar/bisnis.
Faktor penghambat dalam pemasaran
·         Kendala waktu --- setiap ragam bisnis memerlukan saat yang tidak sama.
·         Kendala jarak --- mendatangkan produk dari luar lebih murah dibandingkan dari dalam negeri à peran pemerintah masih kurang.
·         Kekurangan informasi pasar --- kebanyakan petani kurang informasi tentang pasar.
·         Adanya kesenjangan dalam penilaian dan hak milik suatu produk.
·         Sifat dan karakteristik produk.
·         Perbedaaan cara pandang dalam proses pemasaran diantara pelaku pasar.
Bab V
Resiko Agribisnis
Resiko Agribisnis
·         Resiko adalah dampak kegiatan dalam sistem agribisnis yang merugikan atau dihindari para pelakunya. Resiko merupakan bagian dari usaha. Baik usaha yang sifatnya besar atau kecil, terlebih dalam agribisnis. Cara menghindarinya ialah dengan cara mengelola resiko dalam usaha dengan baik. Semakin besar resiko maka keuntungan juga besar (sebagai peluang).
·         Resiko sifatnya melekat dalam setiap kegiatan agribisnis. Setiap kegiatan dalam sub sistemnya memiliki resiko yang berbeda dan pengelolaan dalam resiko.
Resiko dalam agribisnis
·         Penanggulangan resiko merupakan salah satu unsur biaya yang sulit diprediksi besarnya dalam setiap aktivitas bisnis.
·         Resiko dalam bisnis tidak bisa dihindari karena merupakan bagian dari bisnis itu sendiri, tetapi resiko dapat dikelola sehingga tidak atau sedikit merugikan.
·         Resiko dapat diminimalkan melalui pengelolaan yang baik
.
 Jenis atau sifat resiko
  1. Penurunan nilai produk (pendapatan bersih) yang disebabkan oleh penurunan mutu, perubahan harga, perubahan prefensi, cita rasa, perubahan selera konsumen, perubahan kondisi perekonomian, perubahan pasokan. Perubahan preferensi (minat/kesukaan) à biasanya konsumen à prilaku konsumen.
  1. Penurunan produksi (kuantitas) disebabkan oleh bencana alam (banjir, kekeringan, gempa bumi), kebakaran, topan, serangan hama penyakit dan lain-lain.
Menurut fleisher (1990), 3 cara pandang kesulitan penanggulangan resiko :
  1. Cara pandang masyarakat yang menyangkut dampak dan biaya sosialnya.
  2. Sudut pandang petani (produsen) yang menyangkut kelangsungan hidup usahanya.
  3. Sudut pandang pembuat kebijakan, yang harus memproduksi mengenai respon sektoral (dampak berikutnya).
Mengelola resiko dalam agribisnis
1)   Memilih polis asuransi produksi pertanian, bertujuan untuk melindungi proses produksi jika terjadi kegagalan. à musibah atau hama penyakit.
2)  Menetapkan teknologi tepat guna baik dalam budidaya maupun pasca panen. à caranya (budidaya), penggunaan pupuk, berhubungan dengan benih, diversifikasi tanaman.
3)     Melakukan diversifikasi baik secara vertikal, horizontal maupun integrasi keduanya.
Diversifikasi vertikal à melakukan usaha lain. Ex : peternakan, pengolahan.
Diversifikasi horizontal à dengan berbagai jenis tanaman.
4)     Memanfaatkan lembaga pendukung ; resi gudang, koperasi dan lain-lain.
Faktor yang mempengaruhi upaya diversifikasi
  1. Kebijakan pemerintah.
  2. Ketersediaan input secara komoditas yang diusahakan.
  3. Lembaga pendukung yang mampu berperan secara efektif dan efisien.
Bab VI
Paradigma Pembangunan Agribisnis
·         Pembangunan pertanian dan pembangunan agribisnis.
·         Tujuan dan sasaran.
·         Proses pembangunan agribisnis.
Pendekatan Paradigma Baru
  1. Dari sentralistik ke desentralistik; top – down polecy ke bottom – up polecy. Sentralistik à segala sesuatu pembangunan di indonesia berpusat dari pemerintah (pusat). Dapat diliahat dari kebijakan (Top – down polecy à yang bersumber dari pemerintah pusat ke daerah). Kelemahannya : kadang-kadang antara keinginan masyarakat tidak sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan oleh pemerintah. Desentralistik à merupakan kebalikan dari sentralistik. – petani lebih dilibatkan.
  1. Dari pendekatan pendapatan petani kepada peningkatan kesejahteraan masyarakat perdesaan; terdapat keberagaman kegiatan (konsep agribisnis).
  2. Dari pendekatan komoditas ke sumber daya. Sumber daya antara lain : Sumber daya manusia, sumber daya alam, sumber daya iptek.
Perbedaan:
Pendekatan sumber daya à nilai efisiensi sangat beragam.
Pendekatan komoditas à yang penting produktivitas yang tinggi, sehingga kurang beragam.
  1. Skala usaha sub sistem ke komersial.
Kegiatan yang mendukung agribisnis
·         Agro industri : usaha mengolah hasil2 pertanian primer à manufaktur/industri.
·         Agro bisnis : menjembatani tata niaga/pasar.
·         Gabungan antara agroindustri dan agribisnis.
·         Lembaga pendukung.
Pembangunan pertanian dan agrobisnis
1)    Fokus pada pertumbuahan ekonomi.
2) Memiliki berbagai dampak atau akibat yaitu adanya kesejahteraan atau ketimpangan kaya-miskin, antar sektor, desa-kota.
3)     Fokus pada pemerataan dan kesejahteraan masyarakat desa.
4)     Berkurangnya dampak yang terjadi.
AGRO INDUSTRI
·         Memiliki keunggulan komperatif dan kompetitif.
Komperatif : terkait dengan kemampuan agroindustri untuk bernilai lebih tinggi. Misalnya : pengolahan minyak kelapa sawit.
Kompetitif : adanya standarisasi, manufaktur sangat kompetitif untuk dijadikan komoditas ekspor.
·         Mampu menyerap TK.
·         Mampu menunjang ekspor non-migas.
·         Mampu bertahan lama.
·         Untuk itu, maka perlu jaminan ketersediaan bahan baku, fasilitas, investasi, dan SDM.
Peran Agroindustri (Soehardjo, 1991)
1)      Sebagai pioner yang didukung oleh sektor pertanian.
2)      Sebagai pendorong ekspor hasil pertanian.
3)      Meningkatkan nilai tambah hasil.
4)      Meningkatkan stabilitas penerimaan (devisa hasil diversifikasi).
5)      Mendorong investasi PMA.
6)      Sebagai penggerak pembangunan desa.
Bab VII
Lembaga Pendukung Agribisnis
Merupakan bagian dari sub sistem agribisnis.
Ø  Kegiatan hulu, on farm dan hilir perlu sinergi lebih aktif.
Ø  Keseimbangan diantara sub sistem.
Ø  Perlu lembaga yang dapat memfasilitasi kegiatan sub sistem utama sebagai pendorong.
Peran dan Fungsi
·      Sebagai channelling institution, berfungsi : melakukan mediasi diantara sub sistem utama.
·   Sebagai lembaga supporting institution, berfungsi : melayani kebutuhan yang diperlukan. à informasi, modal, cara, dan lain-lain.
· Sebagai advocating institution, berfungsi : melakukan pendampingan dan pelatihan. Pendampingan --- membimbing, memberitahukan pada suatu bidang.
·  Sebagai safety institution, berfungsi : melakukan perlindungan dan penjaminan aktivitas kegiatan.
Macam lembaga pendukung
  1. Pemerintah.
  2. Perbankan.
  3. Koperasi.
  4. LSM.
  5. Perguruan tinggi.
  6. Swasta.
Pemerintah
·  Membuat undang2 serta peraturan pemerintah yang terkait dengan kegiatan agribisnis, tujuannya semua subsistem utama dapat berjalan dengan seimbang.
·        Memfasilitasi baik melalui pusat, daerah maupun sektoral,kegiatan yang terkait agribisnis.
·        Melindungi dan mengembangkan kegiatan agribisnis. à melalui DEPTAN.
Lembaga perbankan
1.  Memberikan kredit baik kredit untuk modal kerja maupun berjangka (pendek, menengah, maupun panjang) kepada nasabah yang bergerak di agribisnis.
2.      Memberikan jasa pelayanan dalam lalu lintas pembiayaan dan peredaran uang.
3.   Menyimpan barang berharga dan trust services (jasa pengaman pengawasan harta milik) à terkait hak waris.
Koperasi
1)      Melayani kebutuhan anggota yang terkait dengan jasa keuangan (lebih sempit).
2)      Menyediakan saran produksi pertanian dan industri yang terkait dengan pertanian.
3)      Menjadi chanel/perantara dalam kegiatan yang mendukung agribisnis.
4)      Melayani jasa penyimpanan dan jual beli komoditas.
Perguruan Tinggi
1.      Penyedia SDM.
2.      Penyedia IPTEK.
3.  Jasa pelayanan dalam pelatihan, analisis, serta pengembangan R and D (research and devolopment).
LSM
1.      Pendampingan.
2.      Pelatihan.
      3.      Mitra kerja.